Para buruh di Kota Semarang sedang unjuk rasa menuntut upah layak di Balaikota Semarang, beberapa waktu lalu. (Suaramerdeka.com/Yulianto) |
SEMARANG, suaramerdeka.com – Untuk mengahadapi Masyarakat Ekonomi Asean(MEA), buruh lokal Kota Semarang mulai melakukan langkah antisipasi yakni melalui upaya sertifikasi. Dengan sertifikasi tersebut dipastikan kualitas buruh lokal tidak tertinggal dengan buruh dari negara lain.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Semarang, Edy Riyanto upaya antisipasi hal tersebut di Kota Semarang melalui peningkatan kualitas kerja. Saat ini peningkatan kualitas pekerja Kota Semarang, di tempuh melalui program sertifikasi tenaga kerja.
“Meski saat ini masih terhitung sedikit, yakni sekitar 40 tenaga kerja yang disiapkan mendapat pelatihan kompetensi. Namun hal itu akan terus diperbanyak secara bertahap,”katanya, Kamis (10/3).
Ditambahkan, bahwa perusahaan –perusahaan di Semarang, saat ini sudah menyiapkan anggaran, bekerjasama dengan Badan Nasional Sertifikasi Pekerja (BNSP) di jakarta. Disnakertans Kota Semarang dalam hal ini menjadi fasilitator untuk membantu perusahaan yang ada di Semarang, untuk mendaftarkan karyawannya mendapatkan pelatihan kompetensi pekerja di Jakarta.
“Dalam program peningkatan kompetensi tenaga kerja yang ada di Semarang melalui sertifikasi, pihak perusahaan di Kota Semarang banyak yang antusias, dan ingin mendaftarkan karyawannya. Bahkan, saat ini terdapat sekitar 8 ribu dari beberapa pabrik garmen di Semarang, yang sudah mengantre untuk mendaftar sertifikasi di Jakarta. Bagi karyawan atau buruh yang sudah bersertifikasi, dipastikan mereka akan bisa bekerja di seluruh negara anggota MEA, karena telah memiliki kualifaikasi internasional,” terangnya.
0 comments:
Post a Comment